Kamis, 24 Oktober 2013

Potensi Wisata Sawoo Ponorogo (Daerahku)


1. Gunung Bayangkaki - Desa Temon


Gunung Bayangkaki adalah gunung yang tak aktif yang terletak di Ponorogo Jawa Timur, tepatnya di Desa Temon, Kecamatan Sawoo. Gunung Bayangkaki memiliki empat puncak, yakni Puncak Ijo (Gunung Ijo), Puncak Tuo (Gunung Tuo), Puncak Tumpak (Puncak Bayangkaki) dan Puncak Gentong (Gunung Gentong). Di balik indahnya alam dan kokohnya batu-batu besar yang menjulang, Bayangkaki memiliki berbagai keunikan dan masih diselimuti dengan mitos yang terus berkembang dalam masyarakat sampai sekarang. Salah satu mitos yang berkembang dalam masyarakat adalah ketika Puncak Gentong sudah terbakar tanpa sebab berarti musim penghujan akan segera tiba.

2. Air Terjun Juruk Klenteng - Desa Tumpuk



Air terjun Juruk Klenteng atau air terjun Tumpuk adalah air terjun yang terletak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Air terjun ini berlokasi di perbatasan Ponorogo dan Trenggalek. Dinamakan air terjun Juruk Klenteng karena tempatnya yang menjuruk kedalam dihimpit dua tebing gunung bebatuan. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 45 meter ini. Pada ujung bawah air terjun terdapat sendang yang airnya terlihat hijau yang disebut kedung. Menurut mitos, kedung atau lubuk tersebut adalah tembusan ke laut selatan.

3. Petilasan Sunan Kumbul - Desa Sawoo



 
Petilasan Sunan Kumbul adalah sebuah tempat di mana Sunan Paku Buwono II disuruh kakaknya Pangeran Kalipo Kusumo berhenti dan bertapa di bawah pohon Sawoo untuk menyelesaikan masalah keadaan yang menimpa Kraton Kartosuro. Sehingga sampai sekarang dikeramatkan oleh masyarakat desa Sawoo dan sekitarnya. Tiap-tiap hari tertentu, terutama malam Jum’at banyak orang yang berjiarah di tempat itu. Para pejiarah itu bukan hanya orang dari desa Sawoo saja, teta­pi juga dari daerah lain. Para pendatang itu pada umumnya mempunyai rnaksud  tertentu, misalnya ingin agar usahanya maju, ingin agar naik kelas, agar sembuh dari penyakitnya, agar mendapat kedudukan di dalam tempat kerjanya dan lain sebagainya.

Rabu, 05 Juni 2013

EVENT ORGANIZER



PENGERTIAN EO
Event organizer adalah istilah untuk penyedia jasa profesional penyelenggara acara. Meski bisa dialih bahasakan, namun umumnya istilah aslinya tetap dipergunakan. Atau untuk mudahnya disebut EO. Pada dasarnya, tugas dari EO. adalah membantu kliennya (client) untuk dapat menyelenggarakan acara yang diinginkan. Bisa jadi hal ini karena keterbatasan sumber daya atau waktu yang dimiliki klien, namun penggunaan jasa EO. juga dimungkinkan dengan alasan agar penyelenggaraannya profesional sehingga hasilnya lebih bagus daripada bila dikerjakan sendiri.
JENIS-JENIS EO
Dilihat dari jenis acara yang diadakan, E.O. dapat dikategorikan menjadi:
ü  One Stop Service Agency: E.O. besar yang mampu menyelenggarakan berbagai jenis acara hingga skala internasional sekalipun.
ü  MICE : Kependekan dari( Meeting, Incentive, Convention, Exhibition). E.O. yang khusus bergerak di bidang penyelenggaraan acara berbentuk pertemuan.
ü  Musik dan Hiburan: E.O. yang memiliki spesialisasi di bidang hiburan terutama musik.
ü  Penyelenggara Pernikahan: E.O. yang mengkhususkan diri membantu klien mengadakan pesta pernikahan.
ü  Penyelenggara Ulang Tahun: E.O. yang ahli membuat pesta ulang tahun termasuk untuk anak-anak.
ü  Penyelenggara Pribadi: E.O. khusus yang bergerak untuk penyelenggaraan pesta pribadi terutama bagi orang kaya.
STRUKTUR ORGANISASI SEBUAH EVENT ORGANIZER
Event Organizer (EO) merupakan organisasi yang didalamnya terdapat sekumpulan orang yang memiliki fungsi menyelenggarakan dan melaksanakan sebuah acara dengan fungsi dan peran masing – masing dari perencanaan hingga acara berakhir. Di dalam meraih kelancaran dan kesuksesan sebuah acara yang ditangani, EO harus memiliki orang – orang yang mampu menjalankan fungsi dalam bagian – bagian kerja sebuah organisasi tersebut. Ketika berbicara EO sebagai sebuah perusahaan, maka susunan organisasi perusahaan tidaklah berbeda dengan institusi bisnis lainnya seperti terdiri dari Direktur, Manager – Manager yang membawahi masing – masing divisi seperti, marketing, administrasi, keuangan, operasional, produksi dan lain sebagainya. Namun ketika berbicara EO dalam sebuah project penyelenngara event, maka struktur organisasi akan menyesuaikan dengan kebutuhan project tersebut.
Antara satu event dengan event lainnya akan memiliki struktur organisasi yang berbeda. event Exhibition yang diselenggarakan di sebuah Mall atau Hotel berbintang akan memiliki tim yang berbeda dengan event Exhibition yang digelar di Lapangan. Demikian pula dengan sebuah Konser Musik. Perbedaan ini diadasari pada beberapa hal berikut :
1. Kebutuhan tim dalam menjalankan fungsi kerja
2. Efektifitas dan Efisiensi kerja
3. Besar kecilnya event
Sebagai usaha yang berorientasi pada keuntungan, EO akan menghitung jumlah personil dalam tim secara cermat dan teliti. Tidak ada jaminan kesuksesan sebuah event yang terdiri dari banyak orang.
Beberapa contoh fungsi yang biasanya ada dalam sebuah project event diantaranya:
Project Officer / Event Manager
Adalah pemimpin proyek. Bertanggungjawab terhadap kelancaran dan kesuksesan event. Mulai dari perencanaan hingga event selesai. Fungsi ini biasanya lebih mengurusi masalah – masalah administratif dan persiapan – persiapan kelengkapan, tentunya harus diambil orang yang memang sudah berpengalaman atau memang sudah diandalkan menangani berbagai event. Dalam kerjanya Project Officer ini bisa memiliki beberapa anak buah yang akan membantu menangani persiapan venue, promosi, perijinan & keamanan, konsumsi, pengadaan perlengkapan, keuangan, kesekretariatan, dan sebagainya yang biasa disebut Field Officer.
Field Officer
Adalah fungsi yang menangani persiapan venue, promosi, perijinan & keamanan, konsumsi, pengadaan perlengkapan, keuangan, kesekretariatan dan sebagainya. Dengan kata lain fungsi ini adalah yang menjalankan fungsi operasional.
Tallent Officer
Menangani pekerjaan yang berhubungan dengan talents/artis/pengisi acara, mulai dari negosiasi waktu, honor, membuat MOU sampai pada kebutuhan artis saat pentas, transportasi, konsumsi, akomodasi dan lain – lainnya
Show Director
Show Director adalah yang bertanggungjawab terhadap kualitas sajian acara, baik dari segi artistik maupun kenyamanan audiens. Biasanya Show Director akan memiliki tim yang terdiri dari Art Director, Stage Manager, Sound Engineer, Lightingman, Security & Runner
Art Director
Bertanggungjawab terhadap permasalahan artistik, seperti tampilan panggung, dekorasi, dan efek – efek lainnya yang berhubungan dengan estetika.
Stage Manager
Bertanggungjawab terhadap kelancaran acara. Stage Manager akan mengatur kemunculan talents sesuai rundown dan mengendalikan waktu tampil.
Sound Engineer/Soundman
Bertanggungjawab terhadap kontrol kualitas sound system.
Lightingman
Bertanggungjawab terhadap kontrol kualitas lighting.
Security
Adalah personil dari kepolisian atau mereka yang ditugaskan. Bertanggungjawab terhadap seluruh keamanan acara dari mulai lokasi, jalannya acara, dan pihak lain – lain yang terkait.
Runner
Adalah tim yang terdiri dari beberapa orang, yang bertugas serabutan, menjadi penghubung antara Show Director dengan pihak – pihak lainnya.
Client Service
Bertanggung jawab sebagai penghubung antara klien sebagai sponsor/ penyandang dana kepada Show Director dan Project officer. Client Service ini akan menemani klien dari sejak klien tersebut hadir di arena event hingga pulang dengan kepuasan.
Contoh – contoh diatas adalah beberapa fungsi yang biasanya ada dalam sebuah event. Tetapi, bisa terjadi dalam sebuah event ada fungsi – fungsi diatas yang justru dihilangkan karena pekerjaan dapat di-handle oleh fungsi lainnya. Dan juga tentunya masih ada beberapa fungsi lain yang mungkin dibutuhkan dalam sebuah penyelenggaraan event, diantaranya seperti :
ü  Officer Lomba yang bertugas menangani jalannya perlombaan
ü  Liaison Officer yang bertugas mendampingi tamu/artis
ü  Crew Multimedia yang bertugas melakukan kontrol kualitas sajian media
ü  Tim Dokumentasi, PR, Usher, dll

*******

Resensi Buku



Meniti Kesuksesan dengan Enam Pilar Kehidupan
Judul        : 6 Kecerdasan Seni Menata Hidup
Penulis      : Ahmad Al Barra’ Al Amiri
Penerbit  : Tarbawi Press
Cetakan : I, Desember 2012
Tebal        : x 204 Halaman
Ketiga pilar tersebut adanya di dalam diri. Berhasil dan tidaknya seseorang dalam mengelolanya bisa dilihat dari Kecerdasan Sosial sebagai pilar keempat. Hal ini merupakan masalah penting yang seringkali luput dari perhatian.
Betapa banyak orang yang memimpikan sukses, namun tidak sedikit dari mereka yang justru gagal dalam hidup karena banyak faktor, mulai dari salah memahami makna sukses, salah cara menggapainya, sampai ketidakjelasan tujuan.
Buku yang merupakan rangkuman setengah abad perjalanan hidup penulisnya ini mengajak para pembaca untuk meneliti satu persatu pilar-pilar kesuksesan. Jika diibaratkan, sukses adalah bangunan utuh terdiri dari enam pilar yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Kecerdasan Spiritual adalah pilar pertama. Hal ini sesuai dengan maksud diciptakannya manusia ke dunia ini. Tuhan menugaskan manusia ke dunia dengan bermacam-macam kewajiban. Mereka dianggap sukses bila mampu menjalankan perintah-perintah Allah. Maka, kecerdasan spiritual erat kaitannya dengan seberapa baik hubungan antara seseorang dengan penciptanya.
Selanjutnya adalah Kecerdasan Jiwa. Dalam hali ini, penulis mengatakan, "Spiritual dan jiwa satu sama lain saling terkait. Dan ini adalah hal yang alami. Karena manusia itu semuanya satu kesatuan" (hal 71). Di dalam bab ini, penulis setidaknya menyajikan tentang tiga hal. Keutamaan yang harus diperoleh dan kehinaan yang harus dihindari. Tujuh karakter jiwa dan cara mengambil manfaat darinya serta beberapa nasihat untuk melepaskan diri dari keresahan.  Spiritual dan jiwa erat kaitannya dengan hati. Oleh karenanya, kedua pilar tersebut hanya bisa diperoleh dengan banyak mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sebagai sumber dari segala macam kebaikan di muka bumi ini.
Pilar ketiga adalah Kecerdasan Pikiran. Pusat dari kecerdasan ini ada di dalam otak. Untuk mencapai derajat cerdas pikiran, penulis menyebutkan empat hal yang bisa dilakukan: beretika yang luhur, berdiskusi, membaca dan menulis (hal 126-132). Di dalam bab ini, disebutkan pula jenis-jenis berpikir dan kesalahan-kesalahannya.
Ketiga pilar tersebut adanya di dalam diri. Berhasil dan tidaknya seseorang dalam mengelolanya bisa dilihat dari Kecerdasan Sosial sebagai pilar keempat. Hal ini merupakan masalah penting yang seringkali luput dari perhatian. Sehingga, banyak dijumpai orang yang kualitas hubungannya baik dengan penciptanya namun kasar terhadap istri dan keluarganya. Atau seseorang yang secara kognitif pandai, bergelar doktor, namun korupsi.
Keempat pilar itu terasa kurang lengkap tanpa adanya Kecerdasan Fisik. Dalam keadaan sehat, dua hal yang harus dilakukan adalah mengonsumsi makanan sehat dan olah raga sesuai dengan kemampuan. Sedangkan dalam keadaan sakit, penulis membeberkan sepuluh nasihat bijak terkait sakit. Di antaranya, "Bekali diri dengan wawasan kesehatan! Bacalah buku-buku bermutu tentang kesehatan umum, penyakit-penyakit yang sedang mewabah dan sarana-sarana pengobatan" (hal 172).
Terakhir adalah Kecerdasan Harta. Komponen utamanya ada pada tiga hal: perencanaan, pembukuan, dan analisis. Intinya merencanakan seberapa besar pendapatan, membukukan setiap pengeluaran dan menganalisis kedua hal tersebut. Yang menarik, ditegaskan bahwa kebahagiaan (kesuksesan) bukanlah terletak pada banyak harta seseorang. Karena banyaknya harta dan kebahagiaan dua hal yang sangat berbeda (hal 177).

*******

Jumat, 31 Mei 2013

Mimpi Seorang Pribadi Unggul





Bermimipi Menciptakan Perubahan Positif
Obsesi pribadi unggul selalu ingin melakukan perubahan dari hal-hal negatif, baik kondisi, perilaku, maupun kebiasaan di masyarakat menjdi hal-hal yang positif. Perubahan tersebut bisa berupa pikiran, perilaku, kebiasaan dan perbuatan. Ia tidak pernah puas dengan apa yang disaksikannya sepanjang hal itu masih bisa dimaksimalkan lagi. Misalnnya, tentang kebersihan lingkungan, jika masih ada kiat lain agar lebih bersih lagi, dia selalu berupaya mengajak masyarakat di lingkungannya meningkatkan kualitas kebersihan.
Begitu juga dalam hal perbaikan moral masyarakat, termasuk kalangan remaja dan pemuda. Berangkat dari kerisauan hatinya yang terdalam melihat terjadinya dekadensi moral, tergerak untuk melakukan perubahan positif. Begitu juga dalam bidang pendidikan, kinerja di perusahaan, semangat beragama, dan sebagainya. Semuanya diupayakan selalu ada peningkatan kualitas dari waktu ke waktu. Pribadi unggul selalu berupaya mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Tidak ada kepuasan yang dirasakan sebagai “puncak” prestasi kecuali jika berhasil melakukan perubahan ke arah positif. Pribadi unggul tidak hanya puas menjadi objek perubahan. Dia selalu ingin menjadi subjek dan pelaku perubahan. Dia rancang dan ciptakan perubahan yang positif yang membawa kemaslahatan untuk kepentingan orang banyak.
Bermimpi Menjadi Pemecah Masalah
Dimanan saja selalu ada persoalan. Terkadang sulit dipecahkan, kalau toh dicari jalan keluar tetap saja buntu. Masalah semaakin rumit karena berbagai pihak mengambil sikap dan posisi berlawanan. Dalam situasi seperti ini, dibutuhkan “wasiat” agar persoalaan dapat terpecahkan. Pribadi unggul tampil dan berdiri ditengah. Dia melakukan sharing pada pihak-pihak yang terlibat problem tersebut dan berupaya mencari solusi terbaik. Dicaari pokok persoalan, ditarik garis kesamaan, diurai pelan benang kusutnya, ditawarkan jalan kompromi terbaik, dan diminta suara hati mereka menyampaikan aspirasi terdalam. Sikapnnya yang netral, bersahaja, dan tidak menggurui, menyebabkan pihak yang bertikai menaruh harapan agar persoalannya dicarikan jalan keluar.
Berbekal kecerdikannya, secepat kilat ditemukan pemecahan masala. Dengan hati-hati dan kata-kata bijak dilontarkan alternatif sebagai solusi. Kedua belah pihak didengar lagi suara hatinya. Barulah diputuskan bersama dengan memilih alternatif terbaik. Keputusan diikat dalam komitmen bersama sebagai keputusan kolektif, bukan sepihak. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pribadi unggul selalu ingin menjadi pemecah masalah, sebab cara ini mengasyikkan baginya, setidaknya bisa membelah kebuntuan yang terjadi di tengah masyarakat. Orang yakin atas kelebihannya sehingga setiap kali ada persoalan selalu dicari sebagai penegah yang baik dan adil.
Bermimpi Perilakunya Dicontoh Orang Lain
Obsesi pribadi unggul secara diam-diam ingin agar yang diperbuat menjadi contoh bagi orang lain. Ini wajar-wajar saja, bukankah Maslow pernah menyatakan, “kebutuhan akan penghargaan akan membuat seseorang menjadi termotivasi sendiri”. Agar menjadi contoh bagi orang lain, maka hendaknya menjadi orang yang terbaik. Dan keinginan menjadi tipe orang seperti ini berarti dia ingin mendapat kkepuasan dari penghargaan tersebut. Kepuasan akan maksimal jika diawali dengan niat yang benar, yakni niat untuk ibadah dan ingin menjadi teladan, agar banyak orang mencontoh melakukan sesuatu yang baik. Agama menegaskan, barang siapa memberi teladan lalu orang lain menirunya, maka orang tersebut mendapat pahala dari yang menirunya.
Tentu saja, teladan dalam hal ini sesuatu yang baik, misalnya teladan dalam semangat belajar, kesungguhan kerja, kedisiplinan, ketepatan janji, budaya hidup bersih, sikap amanah terhadap kepercayaan orang, dan sebagainya. Contoh seperti ini akan mengena dan bersarang lama dibenak orang lain. Kata Prof. Dr. Hamka, orang baik meskipun sudah meninggal terkesan masih hidup. Nasehatnya tetap dipakai orang, dan karyanya tetap dikagumi. Berbeda dengan orang yang selalu memperlihatkan perilaku jelek. Orang percaya meski sudah meniggal. Orang akan terkesan kejelekan perilakunya, dan doanya pun tidak sedap jika kita dengar.
Bermimpi Menjadi Motor Penggerak Kebaikan
Tidak semua orang ingin menjadi orang terdepan dalam kebaikan. Yang banyak ingin menjadi “makmum”, sikap ini lebih kecil resikonya ketimbang menjadi “imam”. Tetapi bagi peribadi unggul apapun resiko menjadi motor penggerak kebaikan dianggap lumrah. Hal itu sebagai konsekuensi logis menjadi lokomotif yang menarik gerbang umat. Diantara resiko yang bakal dihadapi, mendapat cercaan, hinaan, cemooh, caci maki, dan keritik pedas. Bisa jadi terror fisik dan mental datang juga. Semua itu bukan hambatan tetapi cambuk untuk menggugah semangat seseorang dalam meningkatkan kesungguhan menjadi orang terdepan.
Singkatnnya apapun resiko, status menjadi penggerak kebaikan selalu diimpikan oleh peribadi unggul. Sejarah mencatat sejumlah nama besar di negeri ini, dan baahkan dunia. Yaitu mereka menjadi penggerak disuatu kaum atau bangsa. Kita bisa sebut nama Mahatma Gandhi, tokoh satu ini namanya begitu harum di seantero dunia. Kesederhanaan hidup dan ketekunannya menjadi “guru bangsa” dalam kebaikan, namanya terpatri kuat di benak hati bangsa bahkan dimata dunia. Ada sekian deret nama besar diberbagai pelosok negeri. Mereka berjasa menjadi motor penggerak kebaikan. Apa yang dilakukan, selamanya dikenang. Usia jasanya lebih panjang ketimbang usia yang sesungguhnya. Orangnya sudah meninggal, tetapi namanya tetap hidup dan disebut orang.
Mimpi Menjadi Pemimpin yang Bijaksana
Di benak pribadi unggul selalu ingin menjadi yang terbaik. Termasuk jika ditakdirkan menjadi pemimpin, obsesinya ingin menjadi pemimpin yang bijaksana. Pemimpin yang ingin memanusiakan manusia, bisa ngayomi, manjadi pelindung, dan tempat curahan hati orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang bijaksana tidak hanya bisa menyalahkan, tetapi sekaligus mapu member petunjuk dan arahan menuju kesempurnaan. Ia bukan hanya bisa memerintah, tetapi juga bisa menghargai karya. Ia bukan sekedar tukang kritik, tetapi bisa memberi alternative sikap terbaik.
Pemimpin yang baik lebih mengena di hati anak buahnya ketimbang yang otoriter. Dalam hal pengaruh mungkin sama, misalnya sama-sama bisa melahirkan sikap patuh. Tetapi ada beda, sikap patuh pada pemimpin bijak atas kesadaran dan merasa malu jika melanggar. Tetapi pada kepemimpinan otoriter, sikap patuhnya karena takut dan di belakang bisa nggrundel. Pribadi unggul selalu bermimpi menjadi pemimpin yang bijaksana. Ini pilihan tepat karena dalam tipe kepemimpinan ini tersimpan potensi luar biasa, yaitu bisa menggerakkan orang lain tanpa dipaksa. Bisa mendorong orang lain berkarya tanpa dipaksa, mampu menciptakan suasana kondusif tanpa rasa tertekan. Pemimpin bijaksana biasanya melahirkan kesadaran mendalam di mata anak buahnya. Kalau dia absen, anak buahnya tetap bekerja, sebab hal itu dilakukan bukan karena rasa takut kepada pemimpinnya tetapi karena terpanggil oleh rasa tanggung jawab yang mendalam.

Oleh:
Hendrik Zhemon Diantoro
Dikutip dari buku “The Best Personal”